25 September 2009

STRETEGI BELAJAR MENGAJAR

A. KONSEP STRATEGI BELAJAR MENGAJAR
" Kita belajar berdasarkan 10% dari apa yang kita baca, 20% dari apa yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat dan dengar, 70% dari apa yang kita katakan, dan 90% dari apa yang kita katakan dan lakukan " (Vernon A. Magnesen)

Menurut Mansyur (Metodologi Pendidikan Agama, CV. Forum, Jakarta, 1981)batasan belajr mengajar yang bersifat umum mempunyai empat dasar stretegi, yakni :
1. Mengidentifikasi serta menetapkan tingkah laku dn kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan sesuai dengan tuntutan dan perubahan zaman.
2. Mempertimbangkan dan memilah sistem belajar mengajar yang tepat untuk mencapai sasaran yang akurat.
3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan tekik belajar yang dianggap paling tepat dan wfwktif sehingga dapat dijadikan peganngan guru dalam menunaikan kegiatan mengajar.
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimal kebehasilan atau kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik untuk penyempurnaan sistem intsruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.
Dari keempat uaraian di atas, jika diterapkan alam konteks kegiatan belajar mengajar, maka strategi belajar mengajar pada dasarnya memiliki implikasi sebagai berikut :
1. Proses negenai karakteristik dasar anak didik yang harus dicapai melalui pembelajaran
2. memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan kultur, aspirasi, dan pandangan filosofis masyarakat.
3. memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik mengajar
4. Menetapkan norma-norma atau kriteria-kriteria keberhasilan belajar.
B. HAKIKAT PROSES BELAJAR MENGAJAR
a. Konsep Belajar
" Orang yang tidak belajar apa-apa itu sama seperti seekor sapi; ia menjadi semakin gemuk, tetapi tidak tahu apa-apa". (Dhammapada)
Banyak definisi para ahli tentang belajar, diantaranya sebagai berikut :
1. Skinner (Sciene and human Behaviour, McMilan, New york, 1973)mengartikan belajar sebagai suatu proses adaptasi atau penyeseuain tingkah laku yang berlangsung secara progresif.
2. Hilgard & Bowler dalam bukunya theories of Leraning (1975) mengemukakan bahwa belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadp sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon bawaan, kematnagn atau keadaan-keadaan sesaat seoarang (misalnya kelelahan, pengaruh obat dan sebagainya).
3. M. Sobri sutikno dalam bukunya Menuju Pendidikan Bermutu (2004), mengartikan belajar adalah suatu proses usha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh sutau perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
4. C.T. Morgan dalam Introduction to Psychology (1962)merumuskan belajar sebagai suatu peubahan yang relatif dalam menetapkan tingkah laku sebagai akibat atau hasil dari penglaman masa lalu.
5. Thursam Hakim dalam bukunya Belajar secara efektif (2002), mengartikan belajar adalah suatu prose perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan pengetahuan, sikap kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya fikir dan lain-lain kemapuannya.
Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar pada hakikatya adalah perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah melakukan aktivitas tertentu. Walaupunpada kenyataanya tidak semua perubahan termasuk kategori belajar. Misalnya, perubahan fisik, mabuk, gila dsb.
Dalambelajar yang terpenting adalah proses bukan hasiil yang diperolehnya. Artinya, belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, adapun orang lain itu hanya sebagai perantara atau penunjang dalam kegiatan belajar agar belajar itu dapat berhasil dengna baik. Ketika seorang anak mendapatkan hasil tes yang bagus tidak bisa dikatakan sebagai belajar apabila hasil tesnya itu didapatkan dengan cara yang tidak benar, misalnya hasil nyontek.